Sunday 22 January 2012

Tanda Cinta kpd Allah S.W.T




بسم الله الرحمن الرحيم
Banyak orang mengaku mencintai Allah, tetapi mereka harus mempertanyakan kembali, semurni apakah kecintaan mereka itu? Kecintaannya harus diuji, di antaranya dengan tidak membenci kematian, kerana seorang "teman" tidak akan takut bertemu "teman"nya. Nabi s.a.w. bersabda, "Siapa yang ingin melihat Allah, Allah pun ingin melihatnya." Memang benar, seorang pencinta Allah yang ikhlas mungkin saja takut akan kematian sebelum tuntas mempersiapkan dirinya untuk kehidupan akhirat. Namun, jika ia benar-benar ikhlas, pasti ia akan bersemangat mempersiapkan diri. Jadi, salah satu tanda bahawa seseorang mencintai Allah adalah tidak takut mati.

Tanda berikutnya adalah kesediaan seseorang untuk mengorbankan segala hasrat dan kehendaknya demi mencapai kehendak Allah. Ia harus mengikuti dan melaksanakan segala sesuatu yang dapat mendekatkannya pada Allah seraya menjauhkan diri dari segala yang menjauhkannya dari Allah.

Kendati demikian, orang yang pernah melakukan dosa tidak lantas divonis tidak mencintai Allah sama sekali. Keberdosaannya itu semata-mata membuktikan bahawa ia tidak mencintai~Nya sepenuh hati. Wali Fudhail berkata kepada seseorang, "Jika ada yang bertanya kepadamu, cintakah engkau kepada Allah, diamlah; kerana jika kau jawab, 'Aku tidak mencintai-Nya,' kau telah kafir; dan jika kau jawab, 'Ya, aku mencintai~Nya,' bererti kau dusta kerana banyak perbuatanmu yang bertentangan dengan pengakuanmu."

Tanda yang ketiga adalah fikiran yang selalu hidup dan segar berkat zikir kepada Allah. Setiap saat, ingatan kepada~Nya tak pernah lepas dari fikirannya. Seorang pencinta pasti akan terus mengingati kekasihnya. Dan jika cintanya itu sempurna, tentu ia tidak akan pernah melupakan~Nya. Meski demikian, mungkin saja cinta kepada Allah tidak menempati tempat utama di hati seseorang, namun kecintaan akan cinta kepada Allah menguasai hatinya. Kedua hal itu, cinta kepada Allah dan kecintaan akan cinta kepada~Nya, sungguh berbeda.

Tanda cinta kepada Allah yang keempat adalah mencintai Al-Quran, firman Allah, dan mencintai Muhammad Nabiyullah. Lalu, jika cintanya benar-benar kuat, ia akan mencintai semua manusia, kerana mereka semua adalah hamba Allah. Bahkan, cintanya akan meliputi seluruh makhluk, kerana orang yang mencintai seseorang akan mencintai karya-karya cipta dan hasil tangannya.

Tanda yang kelima adalah adanya hasrat yang kuat untuk beruzlah demi tujuan ibadah. Seorang yang mencintai Allah senantiasa mendambakan datangnya malam agar bisa berhubungan dengan Temannya tanpa halangan. Jika ia lebih menyukai bercakap-cakap di siang hari dan tidur di malam hari daripada melakukan uzlah seperti itu, bererti cintanya tidak sempurna. Allah berkata kepada Daud a.s., "Jangan terlalu dekat dengan manusia, kerana ada dua jenis manusia yang jauh dari kehadiran~Ku, iaitu orang yang bernafsu mencari imbalan namun semangatnya kendur setelah mendapatkannya, dan orang yang lebih menyukai fikiran-fikirannya sendiri dari mengingat~Ku. Tanda-tanda keengganan~ku adalah Aku membiarkannya sendirian."

Sebenarnya, jika cinta kepada Allah benar-benar menguasai hati manusia, kecintaan kepada segala sesuatu yang lain (selain Allah) akan sirna. Dikisahkan bahawa seorang Bani Israil biasa solat di malam hari. Tetapi ketika melihat seekor burung yang selalu bernyanyi dengan merdu di atas sebatang pohon, ia mulai solat di bawah pohon itu agar dapat menikmati nyanyian burung itu. Allah memerintahkan Daud a.s. untuk mengunjunginya dan berkata kepadanya, "Engkau telah mencampurkan kecintaan kepada seekor burung yang merdu dengan kecintaan kepada~Ku sehingga tingkatanmu di antara para wali melorot jatuh." Di lain pihak, ada orang yang sangat mencintai Allah hingga ketika sedang beribadah kepada~Nya dan rumahnya terbakar habis, ia tidak menyedarinya sama sekali.

Tanda yang keenam adalah perasaan riang dan mudah untuk beribadah. Seorang wali berkata, "Selama tiga puluh tahun pertama aku menjalankan ibadah malamku dengan susah payah, tetapi tiga puluh tahun kemudian bahkan aku sangat menyukainya." Jika kecintaan kepada Allah sudah sempurna, tak ada kebahagiaan yang bisa menandingi kebahagiaan beribadah kepada~Nya.

Tanda ketujuh adalah mencintai orang yang menaati~Nya dan membenci orang yang kafir dan orang yang tidak taat, sebagaimana dikatakan Al-quran: "Mereka bersikap keras kepada orang kafir dan saling mengasihi di antara sesamanya." Nabi saw. pernah bertanya kepada Allah, "Ya Allah, siapakah pencinta-pencinta~Mu?" Dia menjawab, "Orang yang berpegang erat kepada~Ku layaknya seorang anak yang kepada ibunya; yang berlindung dalam mengingat~Ku sebagaimana seekor burung mencari perlindungan di sarangnya; dan orang yang murka melihat perbuatan dosa, layaknya seekor singa ketika marah; ia tidak takut kepada apa pun."

Wslam... 

No comments:

Post a Comment